February 5, 2017

FLORA YANG BAIK MEMBUAT FAUNA BETAH


Rumput, semak, bunga, tanaman hias dan semua jenis flora yang tumbuh dengan subur (baik) akan membuat binatang (fauna) betah. Tidak hanya manusia yang membutuhkan udara segar, bintatang pun sama tentunya. Setiap bangung pagi, saya langsung meninjau tanaman yang ada di depan rumah. Kelopak mata yang masih sedikit rapat, langsung melek, ditambah hembusan udara pagi yang segar mengawali pagi menjadi lebih semangat. 

Saya duduk di teras halaman, sambil mengamati dedaunan, bunga, tanaman hias, dan pohon bambu yang ada di sekitar. Ditemani secangkir kopi hangat yang sungguh nikmat, membuat hati ingin terus bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Ketika melihat tanaman hias yang bernama "Sri Rejeki", saya tercengang karena dikagetkan oleh seekor binatang yang sudah lama menghilang dan jarang ditemukan. Seekor anak bunglon yang lucu dan imut. Saya langsung mengambil fotonya. Ini dia Si bunglon sedang berfose.

Kapan terakhir kali Anda melihat bunglon di sekitar tempat tinggal Anda?
Saya coba untuk menebak, pasti sudah lama Anda tidak melihat binatang ini. Sama halnya dengan saya, terakhir saya melihat bunglon ketika usia Sekolah Dasar (kurang lebih 20 tahun yang lalu).

Ketika saya melihat Si anak bunglon ini, saya berpikir pasti ada bunglon-bunglon yang sudah besar (dewasa). Setelah mengambil fotonya, saya coba untuk melihat bunga/tanaman hias yang ada di belakang rumah. Saya melihat seekor kupu-kupu sedang bertengger di atas daun.

Dari pengalaman tersebut, saya menyimpulkan bahwa ketika lingkungan dan flora dirawat dengan baik, maka fauna pun akan datang dan tinggal dengan betah.

February 4, 2017

BUNGA MAWAR BERSEMI KEMBALI


Setelah kurang lebih dua minggu, bunga mawar di depan rumah mulai  berguguran dan tinggal bakal bunga yang mengering. Ada semacam kerinduan menikmati keindahan bunga yang begitu cantik ketika mekar. Akhirnya, berkat saran dari Mak Ika (Tetangga baru yang memberi kurang lebih 20 jenis bunga) bahwa batang bunga yang sudah layu tersebut harus dipotong supaya muncul kembali batang baru yang akan mengeluarkan kuncup bunga ditambah pemberian pupuk MOL (Mikro Organisme Lokal) setiap dua hari sekali. Alhamdulillah, batang baru mulai muncul dengan pucuk daunnya. 

Harapan baru mulai muncul, saya berkeyakinan bila pucuk daun bunga mawar telah tumbuh maka kuncup bunga pun akan keluar dari batang daun. Saat ini keadaan bunga mawar masih berupa kuncup bunga yang tidak lama lagi bersemi dan mekar.
               
Saya merasa senang karena jumlah kuncup bunga yang akan berkembang bertambah menjadi lima buah bunga. Sebelumnya kuncup bunga yang mekar hanya tiga buha. Hal ini membuktikan, ada kemajuan dalam proses pertumbuhan bunga mawar yang baru.
Logikanya, mengapa batang bunga yang sudah layu harus dipotong? Karena masih tersimpan bakal calon bunga baru di bawah bunga yang layu. Hati - hati ketika memotong batang bunga! Usahakan memakai pisau, jangan sampai dipatahkan menggunakan tangan, supaya tidak menggangu proses tumbuhnya pucuk. 
Usahakan dengan rutin menyiram dan memupuk bunga! Karena batang pohon bunga mawar yang dipupuk akan terlihat lebih subur (lebih besar diameter batang), jauh berbeda dengan batang pohon mawar yang tidak terawat akan lebih kecil diameternya. Batang pohon mawar yang diameternya lebih besar bisa dijadikan indikator bahwa bunga mawar tersebut tumbuh dengan baik.


BAYAM LIAR BISA DIKONSUMSI

Jenis bayam ini bisa dikatakan sebagai jenis bayam yang sudah jarang ditemukan. Ya, namanya Bayam Liar. Dikatakan bayam liar, karena dia suka "liar" keluyuran di luar rumah (hehe. bercanda). Bayam liar tumbuh secara liar, walaupun di tanah yang kurang subur, bayam ini cukup kuat dalam pertumbuhannya. Kali ini saya berikan gambar untuk bayam liar yang tumbuh di halaman rumah. 

                     
Coba Anda perhatikan jenis tanah di sekeliling bayam di atas! Bisa kita simpulkan bahwa jenis tanah yang kurang subur. Saya yakin tanah ini kurang subur, karena tanah ini banyak tercampur dengan kerikil sisa pembangunan rumah. Sehingga bisa disimpulkan bahwa jenis bayam ini "tidak manja". hehe. Cukup dengan disiram 1 hari sekali.
Selain perawatannya mudah, jenis bawang ini tentunya sama dengan bayam pada umumnya bisa dikonsumsi. Saya tekankan sekali lagi bisa dikonsumsi. Kenapa saya menyampaikan dengan penuh penekanan, Karena masyarakat di kampung yang notabene menempel pola pikir takut terhadap tanaman liar selalu mengatakan "awas jangan dimakan! nanti keracunan!".

Tidak satu atau dua dari warga di kampung yang melarang untuk mengkonsumsi jenis bayam ini. Kurang lebih satu minggu yang lalu saya sudah memasak jenis bawang liar ini. Rasanya enak, mantap, gurih, dan terasa lebih banyak seratnya dibanding dengan jenis bayam pada umumnya. Dan, terbukti tidak beracun.

Sebenarnya, saya sendiri tidak menanam jenis bayam liar ini. Bayam tersebut tumbuh dengan sendirinya di halaman rumah. Mungkin benih bayam tersebut yang terdapat pada serbuk bunganya terbawa  angin dan tumbuh di sekitar halaman.

BAGAIMANA CARA BUDIDAYA KENCUR, LENGKUAS, JAHE, BAWANG PUTIH, DAN KUNYIT?


Kali ini saya akan bertanya pada teman-teman pecinta tanaman, mengenai bagaimana cara budidaya kencur yang baik? Hal ini saya tanyakan, sebab kurang lebih 2 minggu yang lalu saya mencoba menanam beberapa siung kencur di pot. Sekarang, alhamdulillah sudah mulai muncul tunas dan daun. Dalam satu buah pot, saya tanam kurang lebih 4 sampai 5 siung. Gambarnya seperti berikut ini:

Saya sangat membutuhkan arahan dalam budidaya tanaman tersebut, karena sesuai namanya saya belajar menanam bisa dibilang sangat baru bagaikan "anak masih bau kencur". hehe. Sampai usia berapa lama, tanaman ini harus saya pindahkan ke lahan terbuka? Jarak tanam yang baik kira-kira berapa centi meter antara satu dengan yang lainnya?

Tidak hanya kencur yang saya tanam ada juga bawang putih, lengkuas, jahe, kunyit. dan sebagainya tanaman bumbu dapur. Semuanya, masih saya tanam di pot? barangkali mereka ingin lebih bebas ya? tidak hidup terkungkung di dalam pot? he
Saya menanam tanaman bumbu ini dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bumbu di dapur peribadi. Misalnya, ketika kita masak lupa tidak membeli bumbu di pasar. Tinggal ngambil di belakang rumah.

Lebih lanjut bila ada acara hajatan, kita tahu bahwa bumbu dapur yang harus dibeli cukup banyak. Tentunya kalau hasil budidaya tanaman bumbu ini bisa berhasil dan dikembangkan, maka pasti akan bisa dimanfaatkan oleh siapa pun.

Tanaman ini tidak semua di tanam dalam pot. Masih ada beberapa yang ditanam di lahan lepas. Saya menanamnya di halaman, karena tanaman tersebut saya dapatkan dari kebun saudara (sehingga sudah tumbuh besar), tidak dari proses pembibitan.

Tadi pagi saya mencoba memberi pupuk berupa tanah gembur dari kebun bambu. Tanah tersebut walaupun terlihat padat, sebenarnya sangat subur karena mengandung pupuk kompos dari dedaunan pohon bambu yang sudah puluhan tahun tertimbun di dalam lapisan tanah. Hanya, jangan lupa untuk membersihkan tanah tersebut dari serabut akar bambu yang menempel di tanah. 

Sekali lagi, saya minta petunjuk dari teman-teman yang sudah ahli dalam budidaya tanaman. Terima kasih.

BUDIDAYA BUNGA SEBAGAI LAHAN BISNIS


Sudah tidak asing, dalam prosesi pernikahan kita sering menjumpai berbagai macam manfaat bunga: mulai dari pengalungan bunga untuk pengantin pria, upacara sambut pengantin (bahasa sunda: longser), upacara sawer pengantin, dekorasi panggung, dekorasi pelaminan, dan sebagainya.

Manfaat bunga pada tahap tersebut, sudah membuka lahan bisnis bagi para petani bunga, pecinta bunga, toko bunga, dan perias pengantin. Popularitas bisnis bunga masih rendah di Indonesia. Hal ini bisa kita perhatikan dari kurangnya toko bunga, budidaya bunga, kebun bunga di daerah pinggir kota. Para ahli dalam budidaya bunga, masih mengembangkan bisnis mereka di beberapa lokasi saja tidak menyebar ke pelosok daerah.

Kurangnya pelaku bisnis budidaya bunga di daerah tentu dikarenakan banyak faktor. Menurut pendapat penulis, faktor yang dimaksud adalah:

1. Tingkat kesuburan tanah yang kurang baik;
2. Cuaca dan tingkat kelembaban yang kurang cocok;
3. Peminat bunga di daerah terpencil masih sedikit;
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam budidaya bunga, dan sebagainya.

Keempat faktor di atas sebenarnya bukan merupakan hambatan yang menjadi penghalang kemajuan budidaya bunga. Justru sebaliknya, faktor tersebut merupakan tantangan yang bisa diusahakan dengan berbagai solusi. 

Betapa banyak Sarjana lulusan jurusan pertanian di negara kita yang masih berorientasi untuk mencari pekerjaan. Padahal, masih banyak lahan wiraswasta bidang pertanian (budidaya bunga misalnya) yang bisa dikembangkan menjadi bisnis skala besar. Tentunya dalam hal ini, tidak lepas dari peran serta pemerintah dalam menyalurkan bakat, ilmu, dan kreatifitas para ahli, ilmuwan dan sarjana untuk mengolah lahan dan keanekaragaman hayati di negara kita.

ENTRI UNGGULAN

MiniTani Sebagai Solusi di Saat Pandemi

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Nah, itulah sekelumit lirik lagu "kolam sus...